Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Singkat: Orang Yang Bahagia
Jumat, 26 Februari 2021

Khutbah Jumat Singkat: Orang Yang Bahagia ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 14 Rajab 1442 H / 26 Februari 2021 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Singkat: Orang Yang Bahagia

Sesungguhnya kita ingin agar kita menjadi orang-orang yang bahagia. Akan tetepi kebahagiaan yang paling hakiki adalah ketika kita diberikan oleh Allah keselamatan dari berbagai mancam fitnah yang bisa merusak keimanan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنُ وَ لَمَنْ ابْتُلِيَ فَصَبَرَ فَوَاهًا وَاهًا وَاهًا

“Sesungguhnya orang yang bahagia itu hanyalah orang-orang yang dijauhkan dari fitnah, dan bagi orang yang sabar ketika menghadapi ujian yang menerpa, sungguh indah, sungguh baik, sungguh bagus orang seperti itu.” (HR. Abu Dawud dan yang lainnya)

Subhanallah.. Ternyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwasanya orang yang bahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah. Fitnah itu berupa syahwat, fitnah itu berupa syubuhat, fitnah-fitnah berupa penyimpangan-penyimpangan dari agama, fitnah yang bisa merusak keimanan seorang hamba.

Maka orang yang diselamatkan oleh Allah dari berbagai macam fitnah yang bisa merusak agamanya, itulah orang-orang yang bahagia di dunia ini, apalagi di akhirat nanti, saudaraku.

Maka kewajiban seorang muslim apabila ia ingin menjadi orang yang bahagia, dia berusaha untuk lari dari fitnah, jangan sampai ia mendekati fitnah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam riwayat Bukhari:

يُوشِكُ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ المُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الجِبَالِ وَمَوَاقِعَ القَطْرِ

“Hampir-hampir sebaik-baik harta seseorang adalah kambing yang ia pelihara di puncak-puncak gunung dan di lembah-lembah, ia lari membawa agamanya dari fitnah.” (HR. Bukhari)

Benar, saudaraku.. Karena hati kita ini lemah sekali, jangan pernah kita merasa bahwa kita tidak akan pernah terkena fitnah.

Demi Allah, saudaraku.. Rasulullah menyuruh kita untuk lari dari fitnah. Ketika Rasulullah mengabarkan akan munculnya Dajjal, Rasulullah bersabda:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ

“Apabila salah seorang dari kalian mendengar Dajjal di suatu tempat, hendaklah ia lari/menjauh darinya.” (HR. Abu Dawud)

Berapa banyak mereka-mereka yang berani mendekati fitnah berupa fitnah syahwat ataupun fitnah syubhat, akhirnya ia pun terkena fitnah tersebut.

Fitnah syahwat itu baru berupa fitnah wanita, terutama bagi laki-laki. Dia adalah merupakan fitnah yang paling berat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang paling berat bagi laki-laki dari wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun banyak ikhwan-ikhwan yang mereka kemudian malah masuk dalam kancah fitnah tersebut. Mereka malah kemudian mendekati para akhwat, baik itu di media sosial maupun yang lainnya. Akhirnya mereka jatuh kepada fitnah yang mengerikan itu, fitnah syahwat.

Fitnah syahwat itu berupa harta dan kedudukan. Kita berlomba mencari kedudukan, kita berlomba mencari harta tak peduli apakah itu halal atau haram. Sehingga akhirnya kita pun menjadi orang-orang yang dimurkai oleh Ar-Rahman.

Maka saudaraku, seorang hamba berusaha berhati-hati, jangan sampai ia terkena fitnah tersebut. Terlebih lagi fitnah syubuhat yang bisa meluluh-lantahkan aqidah seorang hamba. Fitnah itu berupa pemikiran yang menyesatkan, pemikiran yang bisa menyebabkan kita menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

“Bersegeralah beramal shalih sebelum datangnya fitnah bagaikan potongan malam yang gelap. Diwaktu seseorang masih mukmin, diwaktu sore dia sudah kafir. Atau diwaktu sore dia masih mukmin, diwaktu pagi ia telah kafir. Ia menjual agamanya dengan sedikit kesenangan dunia.” (HR. Muslim)

Fitnah itu begitu dahsyat, sehingga seseorang mau untuk menggadaikan akhiratnya, menggadaikan agamanya, hanya untuk mendapatkan dunia. Padahal kesenangan dunia hanyalah sedikit sekali di mata Allah Jalla wa ‘Ala.

Maka saudaraku, ketika kita diberikan oleh Allah keselamatan dari itu semua, sungguh kita menjadi hamba-hamba yang bahagia di dunia dan akhirat. Kita senantiasa mengharapkan keridhaan Allah, yang kita harapkan adalah kita berusaha bagaimana menjadi orang yang bertakwa kepada Allah, bagaimana kita bisa menaati Allah dan menjauhi larangan Allah. Sungguh ketika yang kita pikirkan adalah perkara demikian, sesuatu yang sangat mulia yang kita pikirkan. Maka Allah akan menjauhkan kita dari berbagai macam fitnah yang akan bisa merusak keimanan kita.

Khutbah Kedua – Khutbah Jumat Singkat: Orang Yang Bahagia

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan siapa orang yang bahagia itu. Kata Rasulullah:

وَ لَمَنْ ابْتُلِيَ فَصَبَرَ

“Dan bagi orang yang diberikan ujian, lalu ia bersabar.”

Sungguh saudaraku, kesabaran adalah pemberian Allah yang terbesar dan terluas. Sebagaimana Rasulullah bersabda:

وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ

“Tidaklah seseorang diberikan oleh Allah pemberian yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.” (HR. Bukhari)

Ketika seseorang diberikan oleh Allah ujian, ujian itu berupa musibah yang menimpa, ujian berupa kesakitan, ujian berupa kemiskinan dan yang lainnya. Demikian pula ujian-ujian yang pasti menimpa setiap muslim dalam hidupnya, ia berusaha untuk sabar. Sungguh saudaraku, orang ini orang yang bahagia ketika diberikan kesabaran menghadapi berbagai macam ujian itu.

Betapa banyak orang-orang yang diberikan oleh Allah ujian ternyata dia tidak bersabar, dia malah menuduh Allah tidak sayang kepadanya. Bahkan kemudian semakin menjauh dari Allah Jalla wa ‘Ala. Ujian itu bukannya menggugurkan dosanya, tapi kemudian ujian itu ternyata malah menghancurkan keimanannya.

Kenapa demikian? Karena ia tidak mau bersabar dengan ujian yang Allah berikan kepadanya, padahal ujian yang Allah berikan kepada seorang hamba tiada lain adalah kebaikan untuknya. Kalau bukan karena ujian, iman kita tidak akan tertempa, saudaraku.

Kalau bukan karena Allah menurunkan ujian kepada kaum mukminin, Allah mungkin tidak akan menggugurkan dosa-dosa kita. Tapi dengan adanya ujian, Allah gugurkan dosa-dosa kita, Allah angkat derajat kita, Alhamdulillah.

Ujian itu terkadang dengan kesenangan, ujian itu terkadang dengan kesusahan, namun semua kita menginginkan agar ujian itu berupa kesenangan. Dan berapa banyak yang Allah berikan ujian kesenangan ternyata mereka lalai dengan kesenangan itu. Berapa banyak orang-orang yang diberikan oleh Allah harta padahal itu ujian untuknya, ternyata ia tidak sabar dengan harta tersebut, ia menjadi orang yang sombong, orang yang dzalim, orang yang angkuh, karena ia merasa punya harta, ia tertipu dengan hartanya, ternyata ia tidak sabar dengan ujian harta.

Saudaraku, sungguh indah orang-orang yang sabar ketika diberikan oleh Allah ujian. Ketika diberikan ujian kesusahan ia sabar dan ia menyerahkan semuanya kepada Allah. Ketika diberikan ujian kesenangan ia bersyukur, ia tidak ingin tertipu oleh kesenangan yang ia miliki tersebut.

Download mp3 Khutbah Jumat

Lihat juga: Khutbah Jumat Singkat Tentang Dunia Bukanlah Tempat Pembalasan

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat Singkat: Orang Yang Bahagia” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49876-khutbah-jumat-singkat-orang-yang-bahagia/